Palembang, Sabtu 23 Mei 2009

Senin, 25 Mei 2009 , 12:24:37 WIB
Palembang, Sabtu 23 Mei 2009
?

Sabtu pagi pukul 09.30 WIB, saya bersama Bu. Nunung dan staf Bawaslu Mas. Anto dijemput oleh Ketua dan Kepala Sekretariat Panwaslu Provinsi Sumatera Selatan dari tempat kami menginap Hotel Novotel. Tujuan kami kantor Panwaslu Provinsi Sumatera Selatan.

Sesampai di kantor Panwaslu, kami bersiap memanggil sejumlah nama yang hendak kami klarifikasi. Sejumlah nama sudah ada di kantong kami. Nama-nama ini yang kami harap bisa menyumbang informasi bagi usaha kami untuk merekonstruksi duduk persoalan. Selebihnya adalah kesaksian pihak lain guna mempertajam persoalan, termasuk dari sudut pandang yang berbeda.

Saya harus ceritakan dulu. Bahwa kedatangan kami ke Kota Pempek ini dalam rangka investigasi, sekaligus klarifikasi, atas tuduhan yang diarahkan kepada salah seorang anggota Panwaslu di provinsi ini. Ada laporan dari sejumlah pihak yang ditujukan kepada Bawaslu. Demi menyikapi persoalan ini, rapat pleno kami per Rabu 19 Mei 2009 memutuskan saya selaku Korwil Sumsel bersama Bu. Nunung untuk lakukan investigasi serta klarifikasi tersebut.

Pagi ini kami panggil terlebih dahulu dari kalangan internal. Menyusun apa persoalannya, duduk perkaranya. Kalau semalam dalam pertemuan dengan segenap Ketua, anggota, dan sekretariat, melakukan pembinaan dalam arti umum, maka kali ini kami siapkan kerangka pekerjaan secara lebih serius.

Semalam seusai dari jamuan makan malam di RM Melayu Palembang, saya wayangan di Kamar 336 Hotel Novotel Palembang, guna susun “Berita Acara Klarifikasi” (BAK). BAK meliputi arah acuan atau pertanyaan pedoman bagi kami bertiga: saya, Bu Wirdyaningsih, dan juru ketik Mas. Anto (yang ternyata masih sempat juga Facebookan). BAK ini akan kami jadikan pegangan sepanjang hari ini saat kami berhadapan dengan pihak eksternal, internal, maupun yang bersangkutan.

Seharian penuh kami ada di ruang Ketua Panwaslu Sumatera Selatan. Benar-benar melelahkan. Tiga dan empat orang yang kami klarifikasi sudah memenuhi sebagaimana yang kami minta. Kami bertiga berbagi tugas. Bu Wirdyaningsih sebagai klarifikator, staf kami yang bernama Mas. Anto menjadi juru ketiknya, sementara saya sendiri sebagai pengatur irama.

Sesekali Bu Wirdyaningsih tegang. Dua kali dia “terkapar” di kursi ruangan ini. Saya maklum dengan kondisi ini. Akhirnya pukul 19.30 kami dapat merampungkan pekerjaan ini. Selanjutnya, seusai makan malam, di hotel kami masih harus merampungkan sejumlah nama yang akan kami klarifikasi. Tapi untung, rupanya ada jalan lain yang permudah dan percepat tugas ini sehingga cepat rampung. Tepat pukul 22.00 WIB selesai semua. Hip….Hip….Hore…!

Pesan saya: 1. Sempatkanlah ke kompleks Benteng Kuto Besak dan kawasan Jembatan Ampera jika Anda mengunjungi Palembang Demikian pesan seorang kawan saat kami check in kemarin. Ajakan ini kami turuti, karena tadi seusai selesaikan pekerjaan di kantor untuk sesi pertama, kami diajak makan malam oleh Ketua dan Kasek Panwaslu Sumatera Selatan. Tempatnya ya… di kawasan Benteng Kuto Besak dan ke kawasan Jembatan Ampera. Kami makan di rumah makan terapung, namanya Restoran River Side, lantai dua. Sejurus mata memandang terlihat jembatan Ampera yang indah dan cantik. Hamparan Sungai Musi membelakangi kami. 2. Ngerumpi lagi ya…soal Bu Nunung tadi yang tertidur. Kami di Bawaslu sudah terbiasa dengan kerja hingga larut malam. Maka sudah terbiasa di sela-sela kami selesaikan pekerjaan, istirahat sejenak mewarnai. Seperti di ruang Ketua Panwaslu ini. Ibu Wirdyaningsih curi-curi waktu untuk istirahat. Saya lihat dia tertidur pulas beberapa menit. Mahal harganya kalau bisa istirahat. Soalnya memang dia jarang istirahat—sama seperti kami yang terbiasa sampai larut malam di kantor. Bahkan tak jarang kami jadi “doktor” alias mondok di kantor Bawaslu. Apa boleh buat, tanggung jawab menuntut kami untuk bergerak cepat, tepat, dan produktif. Ini cara kami untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. ***