Kredibilitas Timsel KPU dan Bawaslu

Selasa, 17 Januari 2012 , 16:04:37 WIB
Kredibilitas Timsel KPU dan Bawaslu

Tim Seleksi Calon Anggota KPU dan Bawaslu telah bekerja. Pada Senin 10 Januari 2012 yang lalu, mereka mengumumkan peserta yang lolos verifikasi administrasi. Calon anggota KPU sebanyak 106, sementara calon anggota Bawaslu sebanyak 61 orang. Alhamdulilah, saya termasuk di antara nama-nama dimaksud.


Sejak awal saya optimis, Timsel akan bekerja dengan baik. Saya agak kaget juga, karena pada babak awal saja, yang namanya verifikasi administrasi, Timsel mencoret pendaftar (yang mereka nilai) tak memiliki latar belakang Pemilu. Saya kira yang namanya administrasi ya sekadar persyaratan administrasi, belum masuk ke area substansi. Tapi itulah Timsel telah bersikap. Sejak awal mereka tak mau bertaruh sedikit pun. Mungkin mereka tak ingin "pencari kerja" mewarnai perjalanan pencalonan.


Walau begitu, bukan tak berarti yang berlatar belakang Pemilu tak ada yang tak dicoret. Dua nama yang akrab di telinga saya, Abhan Misbah, mantan Ketua Panwaslu, juga Sahid Salahudin, Direktur Sigma, juga tak luput dicoret Timsel. Saya kira mereka orang Pemilu. Lalu di mana letak persoalannya? Itulah yang akhirnya mendorong sejumlah kawan, untuk mempertanyakannya kepada Timsel, pada Jumat 13 Januari 2012, sebagaimana beritanya saya baca di media massa.


Usai lolos babak pertama, masih ada etape berikutnya. Ada tes tertulis, tes psikologi, dan tes kesehatan. Ketiga tes ini hasilnya akan diakumulasi untuk ditentutan siapa-siapa yang akan lolos pada babak wawancara. Begitu yang saya dengar dari peserta lain. Perihal akan kebenarannya, saya tak tahu persis. Karena bagi saya yang penting ikuti saja perkembangan dari Timsel.


Saat tulisan ini disusun, saya baru saja usai mengerjakan Makalah Personal, istilah Timsel. Peserta diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan, yang terdiri atas lima bagian. Pada masing-masing bagian terdapat pertanyaan-pertanyaan kecil, yang jumlahnya banyak sekali. Materi pertanyaan seputar siapa diri kita. Latar belakang kita, orientasi kita, dan sebagainya.


Saya tahu bahwa itu adalah profile assesment. Untuk menyusunnya butuh konsentrasi yang cukup. Waktu dua malam saya wayangan mengerjakan makalah personal, rasanya memang tak cukup waktu. Juga tak puas karena merasa atas apa yang kita tuangkan tak seluruhnya apa yang sudah kita lakukan.


Karib saya, Ketua KPU Kalbar AR Muzammil, yang juga peserta, via BBM ungkapkan bahwa kita didorong untuk narsistik. Soalnya peserta diminta untuk menceritakan siapa diri kita. Rasanya tak enak, katanya, tapi apa boleh buat, ini keharusan dari Timsel. Saya manggut-manggut mendengar komentarnya.


Saya berdoa moga saya ada di antara nama-nama yang akan masuk dalam peserta ke babak berikutnya. Amien !


Hanya kepada Allah saya berserah diri.


Tanah Betawi, 16 Januari 2012.