Waspada Petir [4]

Minggu, 22 Januari 2012 , 15:23:23 WIB
Waspada Petir [4]
 Seperlu-perlunya bagi saya dan anggota keluarga kami untuk waspada dengan petir. Konon daerah ini kawasan rawan petir. Kali pertama kami pindah ke sini, Pak RT serta sejumlah orang mewanti-wanti saya. Saya takzim dengan informasi mereka. Itu jelas bermanfaat bagi keselamatan kami.

Maka jangan pernah bersumpah dengan menyebut-nyebut "Sumpah Biar Disambar Petir!", karena bisa benar-benar terjadi. Ada cerita seorang sohib, karena istrinya curiga kepada suaminya, ya sohib saya tadi, dia bersumpah untuk meyakinkan istrinya tadi. Dia bilang: "sumpah kalau saya tak benar, saya berani disambar petir". Gawat ini.


Nah ketika dia bilang seperti itu, mendung yang tak disangkanya akan ada petir, langsung saja menakutkan dirinya. Istrinya pun memercayai akan sumpahnya itu. Karuan saja. Rencana mau keluar rumah dengan sepeda motornya diurungkannya. "Kenapa tak jadi pergi?", kata istrinya. "Wah, tiba-tiba tak enak badan. Tak jadi pergilah", jawab suami, yang sebenarnya takut dengan sumpah yang diucapkan sebelumnya kepada istrinya.


Bisa saja suami was-was. Karena mungkin sumpahnya didengar 'yang di sana'. Ini bisa berangkat dari sumpah palsu yang diucapkannya, atas nama sambar petir tadi. Mungkin sang suami, sohib saya tadi, sudah bohong tapi cara mengelabuhinya tak dibarengi dengan pemahan dirinya yang tak memahami konteks.


Ada benarnya juga. Seminggu usai kami pindah ke sini, tersiar kabar bahwa si Badu di RT tetangga meninggal karena saat petir menggelegar dia sedang berada di ladang. Contoh lain tower milik provider beberapa kali mati disambar petir. Dua kali akhirnya diperbaiki bahkan diganti tower yang baru. Sampai sekarang aman sih. *


Tembalang Semarang, 22 Januari 2012.