Gerakan Rakyat Melawan Negara

Kamis, 02 Februari 2012 , 15:31:14 WIB
Gerakan Rakyat Melawan Negara
 
 
Studi Transisi Menuju Demokrasi di Indonesia

Judul Buku: "Gerakan Rakyat Melawan Negara", Penulis: Munafrizal Manan, Penerbit: Resist Book Yogyakarta, Tahun Terbit: Januari Tahun 2005.

Untuk keperluan menulis Kata Pengantar pada buku yang sedang saya persiapkan, saya membaca-baca kembali sejumlah kepustakaan lama. Sebenarnya tak lama-lama amat, hanya saja kepustakaan yang saya maksud sudah lama tak saya baca. Nah ini ada kesempatan saya membaca kembali. Salah satu buku yang menarik adalah "Gerakan Rakyat Melawan Elite", karya Munafrizal Manan, diterbitkan Resist Book, Yogyakarta, Januari 2005. Saya sendiri membeli buku itu pada 9 Februari 2005 di TB Gramedia Pandanaran, Semarang.


Buku warna putih ini mengupas relasi antara negara (state) dan masyarakat (society) pada masa transisi di Indonesia (1998-2001). Dari pendakuan penulisnya, buku ini bersumber dari tesis program magister pada Program Pasca Sarjana Ilmu Politik, UGM, Yogyakarta.


Buku ini terdiri atas 6 (enam) bab. Bab pertama "Pendahuluan", memuat latar belakang studi yang dilakukan penulis. Pada bab ini diungkap pewaktuan studi yang dilakukan penulisnya, yakni antara tahun 1998 hingga 2001.


Di samping itu, pada bab pertama dikupas pula bingkai teoritis yang melatari objek studi yang dilakukan. Basis teori yang diliput menyangkut teori-teori negara, masyarakat, relasi antara negara dan masyarakat, relative deprivation, serta demokrasi dan demokratisasi. Bab pendahuluan diakhiri metode dan sistematika penulisan.


Bab kedua membahas "Negara Kuat Orde Baru dan Lahirnya Era Transisi di Indonesia". Pada ruang ini penulis  menguraikan tampilnya negara kuat Orde Baru. Diuraikan di sana sejarah kekuasaan Orde Baru. Juga relasinya dengan kekuatan masyarakat. Penulis juga mengupas latar belakang lahirnya, kurunya, dan asbabul nuzul-nya era transisi yang jelas sekali lahir dari rahim pergolakan politik dari dan semasa kepemimpinan pasca Soeharto. Ini yang paling aktual, penulisnya mampu mendudukkan posisi transisi dalam dinamika dan peta teori di dan bagi Indonesia.


Bab ketiga penulis mendeskripsikan bagaimana kurun transisi (menuju demokrasi) pada kedua presiden, yakni Presiden BJ Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid. Bab ini ditajuki "Negara dan Dinamika Politik Indonedia Pada Era Transisi". Di sini dikupas studi kasus era transisi yang ditempuh kedua presiden pasca Soeharto. Langkah dalam dinamika kepemimpinan dengan kebijakan yang menyertai pada kedua presiden tersebut didedah dalam bab ini. Presiden Habibie membuka keran demokratisasi, pers yang bebas dari sensor penguasa, juga Pemilu pertama pasca Orde Baru.


Demikian halnya Presiden Wahid, yang membuka hutan angker kekuasaan negara. Relasi minoritas di tengah-tengah mayoritas dicoba ditunjukkan dengan perilaku saat memimpin. Yang penting pula adalah pengarusutamaan gender. Contoh-contoh aktual dalam masa transisi menuju demokratisasi dimaksud.


Di samping sisi terang di era transisi, penulis juga berhasil memotret sisi buram di era reformasi ini. Itu yang diuraikan penulis dalam Bab 4 dengan mengambil tematika "Potret Dinamika Masyarakat Indonesia Pada Era Transisi". Pada bab ini penulis mengungkap kategorisasi anarkisme, gemuruhnya resistensi masyarakat terhadap negara, selain kontrol ketat kekuatan negara di depan negara. Konflik horisontal pula diuraikan secara jelas, dan dengan sejumlah contoh kasus, pada konstelasi politik kontemporer. Ada problematika "militerisasi diri" pada sejumlah komunitas sipil, tak lupa pula didedah penulis ini.


Pada bab kelima, penulis mencoba menyintesis bagaimana relasi antara kekuatan negara dengan kekuatan masyarakat, yang diberi terma "Hubungan Negara dan Masyarakat Pada Era Transisi di Indonesia". Di sinilah letak tesis penulisnya dalam melihat Indonesia. Dicontohkan, bagaimana hubungan negara dalam kasus mahasiswa dan buruh. Kita tahu kedua segmen masyarakat tersebut memiliki posisi politik yang cukup penting. Pokok tesis dirumuskan penulis saat menempatkan dinamika dan teoritisasi antara negara dan masyarakat. Penulis juga mengungkap problematika dan prospek era transisi dalam konsolidasi demokrasi.


Akhir dari buku ini adalah "Kesimpulan", merupakan bab keenam. Pada bab ini penulis menyusun formulasi dari semua gambaran yang dideskripsikan di atas. *



Jakarta-Malang-Probolinggo, 30 Januari 2012.