Sepanjang Jalan Kenangan [2]

Senin, 06 Februari 2012 , 10:25:02 WIB
Sepanjang Jalan Kenangan [2]
Sungguh mengasyikkan, perjalanan Jakarta-Pekalongan dengan kereta api. Saya menikmati perjalanan ini. Sejauh mata memandang, tampak persawahan yang menghijau, rumah-rumah penduduk di sepanjang rel kereta, atau jalanan beraspal yang mengular. Terlihat pula sungai berkelok-kelok. Tapi bila dibanding dengan sepuluh tahun yang lalu, kondisi lingkungan sepanjang perjalanan tak sekumuh waktu-waktu itu. Kondisi sekarang relatif lebih baik dan bersih.

Walaupun demikian, ada yang berubah dengan lingkungan sepanjang perjalanan. Makin suburnya bangunan rumah atau pertokoan, lebih kentara terlihat. Saya lihat sekeluar Bekasi dan Karawang, tumbuh rumah-rumah hunian. Persawahan yang subur, tak lagi ditanam pepadian atau tanaman lain, tapi bangunan-bangunan.

Berdirinya rumah dan pertokoan tentu berkait dengan pertumbuhan ekonomi setempat, tapi sekaligus mencemaskan bagi dunia pertanian kita. Ini akan mempersempit lahan garapan tanaman pangan, juga mengurangi lahan produktif pertanian kita. Sayang sekali kalau itu yang terjadi.

Wah saya tak tahu akibat detilnya. Mereka yang ahli pembangunan ekonomi mungkin memiliki kajiannya sendiri. Tapi sebagaimana saya pernah membacanya, dunia di bawah ancaman krisis pangan. Termasuk di dalamnya Indonesia tercinta. Kalau lahan pertanian kian sempit, di mana kita bisa menanam padi dan tanaman bahan pangan lainnya? Itu saja.

Kereta yang kami tumpangi berhenti di stasiun Pekalongan. Saya tersentak dari lamunan memikirkan persoalan di atas. Kereta berhenti dengan sempurna. Sebagian kecil para penumpang turun di sini. Sebagian besar sisanya melanjutkan perjalanan ke Sta Tawang Semarang, karena memang kereta Argo Muria ini tujuan akhir di Semarang.

Saya bergegas. Kami turun disambut tukang ojek, tukang becak, dan asongan. Keluar dari pintu, tukang taksi dan mobil sewaan plat hitam juga menyambut kami dengan tawaran jasa antar. Tapi saya menjawab tidak dan terima kasih. Ada yang menjemput kami. *

Gambir-Pekalongan, 4 Februari 2012.