Jalan Kolaka-Kolaka Utara [2]
Jum'at, 23 Maret 2012 , 10:22:37 WIB
Perjalanan Kolaka-Kolaka Utara lancar. Hanya saja seperti sebelumnya, di
sejumlah ruas jalan rusak dan berlubang. Tak nyaman rasanya. Jarak Kolaka ke
Kolaka Utara sepanjang 150 km, ditempuh dalam waktu hampir tiga jam. Sepanjang
jalan tampak perbukitan dan sebelahnya tampak tepi laut. Jalanan menurun,
menanjak, dan menikung terkadang tajam sekali. Badan terseok ke kiri dan ke
kanan.
Sepanjang jalan tak tampak SPBU. Ini menyusahkan. Kebelet ke belakang tak
tersalur. Atas inisiatif driver, akhirnya kami berhenti di sebuah perkampungan.
Ada toko kelontong, kami berhenti pura-pura membeli air mineral. Itu cara kami
untuk bisa menumpang ke belakang. "Pucuk dicinta ulam tiba",
begitulah gambaran kami untuk sesegera mungkin menunaikan hajat badan.
Perjalanan dilanjutkan. Separoh jalan, kami berada di suatu daerah, namanya
Rante-Rante. Seperti perjalanan Kendari ke Kolaka, terbentang kegelapan.
Tampaknya listrik padam. Listrik yang padam, saya coba menanyakan kepada driver
kami, Amien. Dia bilang, ini daerah ironi. Sumber minyak bumi berserakan, tapi
energi tak termanfaatkan bagi rakyat banyak. Listrik padam bukan berita baru.
Masih lumayan nyala atau padam digilir, bisa seminggu listrik benar-benar
padam, sepanjang minggu.
Sama seperti saya, dia tak paham dengan keadaan negeri ini. Untuk isu kenaikan
BBM, misalnya, katanya itu tak masuk akal. Dia agak berat bagaimana bisa
subsidi BBM dicabut, apapun alasannya. Saya mencoba menjelaskan bahwa agar
pemerintah dan kita semua tak kolep untuk mengatur negeri. Dia jawab,
pemerintah itu punya segala yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan. Jadi
agak kreatif sedikitlah. Katanya begitu.
Wah jadinya serius omongin BBM. Tapi sopir kami ini memang pintar. Saya betah
temani dia. Sambil pegang setir, mulutnya mengorasi kondisi terkini negerinya.
Maksud saya agar dia tak diserang kantuk. Bahaya kalau sampai dia kantuk.
Soalnya medan perjalanan ini cukup sulit. Rawan kecelakaan. Akhirnya saya
memang ngalah. Biar selamat.*
Rasusua, 16 Maret 2012.