Membangun Soliditas Tim Kerja

Kamis, 29 Maret 2012 , 20:16:46 WIB
Membangun Soliditas Tim Kerja

Saya didapuk untuk mengisi sesi membangun soliditas pada lembaga pengawas Pemilu. Di hadapan peserta forum Pembekalan Anggota Panwaslu, saya menyampaikan sejumlah catatan penting, yang beberapa poin di antaranya saya sampaikan secara parsial pada catatan ini.

Sebuah lembaga terdiri atas para anggota yang beragam latar belakang. Apalagi lembaga semacam Panwaslu, yang mekanisme rekruitmennya terbuka, memungkinkan setiap orang untuk menjadi anggota. Andaikata para pendaftar kelak menjadi anggota, maka ragamnya latar belakang para anggotanya tersebut, tak sertamerta melebur dalam satu-kesatuan di antara para anggota saat menjadi mengelola lembaga dimaksud.


Walaupun demikian, apakah setiap lembaga yang menerapkan rekruitmennya secara terbuka tersebut selalu saja mengalami kesulitan dalam soliditasnya? Tak selalu harus demikian. Tergantung pada bagaimana para anggota tersebut berproses diri demi terbangunnya soliditas. Lekas atau lambatnya tergantung pada anggotanya. Tergantung, maksud saya, pada apakah masing-masing memiliki kemauan untuk mempercepat proses soliditasinya.

Catatan ini ingin berbagi kepada pembaca, bagaimana kiat mempercepat proses soliditas pada lembaga Panwaslu, yang "barang mentahnya" bersumber dari rekruitmen yang terbuka tersebut.

Pertama, disorot karena produktivitas dan bukan kerecokan melulu. para anggota Panwaslu harus yakin bahwa dirinya memiliki tanggung jawab besar demi suksesnya Pemilu. Suksesnya Pemilu tergantung pula pada kualitas proses dan hasil-hasil pengawasan Pemilu. Tak berkualitasnya Pemilu disumbang tak berkualitasnya pengawasan.

Kedua, kesadaran kekompakan tim kerja. Tak berkualitasnya pengawasan karena setiap anggota dan ketua Panwaslu tak menjadi tim kerja (team work) yang kompak, solid, dan lebih banyak ribut melulu. Yang tampak di mata publik lembaga Panwaslu yang tak produktif. Dengan demikian, harus ada pilihan: menjaga kekompakan dan soliditas demi produktivitas ataukah kekisruhan setiap waktu? Karena itu, jawablah pertaanyaan pertama dengan kerja konkret demi efektivitas kerja-kerja pengawasan.

Ketiga, meleburkan diri dalam form kelembagaan. Anggota Panwaslu berasal dari latar belakang yang beragam. Mereka yang selama ini berada di luar sistem, segeralah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Mereka yang selama ini menjadi pengajar, janganlah menganggap kolega anda sebagai murid-miridnya. Mencoba untuk menghilangan subordinasi di kala melihat kolega. Di antara mereka yang berbeda asal-usul atau latar belakang, segera merapatkan barisan dalam satu bendera pengawas Pemilu.*


Jayakarta, 9 Maret 2012