Rakor Pemangku Kepentingan [3]:

Senin, 02 April 2012 , 10:51:32 WIB
Rakor Pemangku Kepentingan [3]:

Sebelum Jumatan (30 Maret 2012) hari ini, saya menjadi pembicara dalam "Rapat Koordinasi Pemangku Kepentingan dan Sosialisasi Pengawasan Pemilukada Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012, yang digelar di Hotel Amos Cozy, Blok M Kebayoran Baru, Jakarta, 29-31 Maret 2012. Saya membawakan makalah "Peranan Pers Dalam Pengawasan Partisipatif Pemilukada DKI Jakarta Tahun 2012".

Mula-mula saya mengungkap makna Pemilukada. Atmosfer politik selama Pemilukada akan tampak lebih dinamis. Dengan keputusan pencalonan yang dilakukan terutama parpol besar, mengindikasikan betapa Pemilukada Jakarta ini akan menyedot perhatian masyarakat politik hingga level tinggi di pusat, misalnya.

Lebih dari itu, kekhususan Jakarta memengaruhi daya tariknya Pemilukada di sini. Pemberitaan agenda Pemilukada sudah tampak sejak diawal. Beberapa hari dan dengan beberapa isu sejumlah koran nasional bahkan menjadi headline, atau paling kurang di halaman muka koran utama nasional tersebut. Letaknya Jakarta menisbikan antara apakah Jakarta itu "daerah" ataukah "pusat"? Suatu pertanyaan yang tak perlu, tetapi realitasnya demikian.

Saya memandang, hingga pada babak akhir kelak, Pemilukada Jakarta akan tampak marak. Ada yang memaknai, inilah Pemilukada yang menjadi barometer Pemilu-Pemilu pada tahun 2014. Pertarungan elite di level pusat yang ditaruh di "daerah", dengan citarasa permainan kelas tinggi. Pertarungan Jakarta, pertarungan pusat.

Bagaimana sikap Panwaslu? Saya menilai hampir seluruh hal telah dilakukan Panwaslu. Langkah memperluas jangauan (coverage area) pengawasan yang dikembangkan, dengan misalnya mencoba membuka mekanisme pelaporan secara on line, merupakan salah satu langkah baik. Keakraban segenap jajaran Panwaslu, yang selama ini saya lihat membuka komunikasi via akun facebook dan twitter, menggenapkan perluasan jangkauan kover dinamika masyarakat.*

Blok M, 30 Maret 2012