Fit and Proper Test Panwaslu Jabar

Selasa, 03 April 2012 , 14:25:12 WIB
Fit and Proper Test Panwaslu Jabar

Pagi subuh, Selasa 2 April 2012, saya menembus gelapnya Jakarta. Arah tujuan ke Bandung. Saya berharap tak telat tiba di kota kembang. Dan biasanya pun saya tak pernah terlambat bila harus tiba di sana demi menghadiri acara-acara di pagi hari. Selama hampir dua tahun kuliah raih doktor di Unpad, pagi berangkat sore pulang seperti kali ini, saya sudah melakoninya tapi sekali pun tak pernah telat. Dan hari ini saya ulangi untuk kali ke sekian: pagi buta ke Bandung.


Misi kali ini adalah fit and proper test. Saya bersama Wirdyaningsih, kolega di Bawaslu, dapat tugas untuk menginterview kepada calon anggota Panwaslu Jawa Barat. Layak diinformasikan, sebanyak enam nama calon anggota Panwaslu telah diserahkan Timsel Pembentukan Panwaslu ke Bawaslu. Tugas kami memilih tiga di antara enam nama untuk diputuskan di Pleno Bawaslu.

Dari keenam nama yang dites kali ini, hampir semuanya memiliki latar belakang pengawasan Pemilu. Oleh karena itu, kami lebih banyak menanyakan hal-hal yang substansial. Konsep pengawasan "substansial", bagi saya, adalah seluk-beluk tahapan dan subtahapan yang memengaruhi langsung maupun tak-langsung dengan hasil pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara Pemilukada.

Sebagai contoh politik uang. Praktik itu memengaruhi "perolehan hasil", karena membiaskan suara rakyat, dari semula pemilih dengan landasan hati nurani tapi dibelokkan karena memilih berdasarkan uang. Berikutnya intimidasi. Orang bisa saja memilih kepada paslon namun karena diintimidasi akhirnya jadi urung menentukan kepemilihannya. Kedua contoh tersebut, yakni politik uang dan intimidasi, membuat suara pemilih tak murni lagi. Padahal tujuan Pemilu kan mencacah suara rakyat berdasarkan hati nuraninya.

Sejak pukul 09.30 hingga jelang pukul 17.00 kurang sedikit, kami bisa selesaikan tugas kami. Tinggal kami menunggu jadwal pleno, dalam beberapa hari ini. Dalam pleno kami mempresentasikan hasil-hasil fit and proper test kali ini.*



Bandung, 2 April 2012.