Cilacap [1]: Berangkat Dengan KA BIMA

Senin, 09 April 2012 , 10:39:52 WIB
Cilacap [1]: Berangkat Dengan KA BIMA

Sore Jumat (6/4) ini saya ke Stasiun Gambir. Saya berangkat ke Cilacap, memenuhi tugas membrieding jajaran Panwaslu Cilacap. Tepat pukul 17.45 WIB, KA BIMA jurusan Sta Gambir-Sta Gubeng Surabaya berangkat. Kereta eksekutif ini turun tak di semua stasiun. Yang saya dengar tadi pengumuman petugas di Sta Gambir, kereta hanya turun di Sta Cirebon, Sta Purwokerto, Sta Yogyakarta, sebelum akhirnya di stasiun tujuan akhir: Sta Surabaya Gubeng.

Hampir semua kereta api yang beroperasi di Jawa ini saya pernah menjadi penumpangnya. Selain KA ARGO ANGGREK yang terbaik, kereta api ini termasuk terbaik kedua. Saya tak tak tahu kalau ada penilaian lain atau sekarang ini ada yang lebih bagus. Ukuran terbaik bagi saya sederhana saja. Pertama-tama persoalan kebersihannya. Bahwa ukuran besar kecilnya juga penting bagi saya. Tapi apabila toilet dan ketersediaan air yang tak cukup, wah itu yang tak baik menurutku.

Kereta api ini memenuhi kualifikasi yang saya maksud. Ukuran kereta BIMA agak lebar. Kebersihan sangat dijaga. Petugas setiap beberapa menit mengontrol ke toilet, menambahkan air, menggosoknya dengan sikat, lalu menambahkan atau mengganti tisu di toilet. Selain itu, beberapa kali cleaning service menyeka lantai kereta, sehingga sepanjang perjalanan kebersihan tetap terjaga. Itulah ukuran sederhana kereta api yang oke.

Sayang sekali, perjalanan ini di malam hari. Lain cerita bila di siang hari, seperti yang saya tempuh setahun persis untuk rute yang sama. Oleh karena siang hari, maka pemandangan di kanan dan kiri jendela tak bisa dinikmati. Padahal saya tahu, di sana ada persawahan, hutan yang lebat dan pegunungan gundul, orang buang hajat di tepi sungai, serta aneka macam perilaku manusia.

Tak terasa tiba di tempat tujuan, Sta Purwokerto. Saya dijemput Ketua Panwaslu Cilacap, Tadzkirotul Azmi. Sementara makan malam di tengah malam, sebelum akhirnya berangkat ke Cilacap. Jarak waktu tempuh Purwokerto-Cilacap satu jam. Kecepatan tinggi di jalan sepi, lancar dirasa. Setiba di Hotel Tiga Intan, langsung menyusun materi yang akan disampaikan esok hari. Saya memejamkan mata menjelang azan subuh.*

Jakarta-Cilacap, 6-7 April 2012