Kegiatan 28 September 2009

Selasa, 29 September 2009 , 15:59:21 WIB
Kegiatan 28 September 2009
nhs-popular

Spontan, ucapan lebaran ? Hari ini hari pertama saya masuk kantor. Begitu tahu saya masuk ruang kerja saya, saya “diserbu” para staf yang ingin bersilaturahmi dengan saya. Ragam macam ucapan mereka. Ada yang langsung “Selamat Idul Fitri 1430. Mohon maaf lahir dan bathin !”. Ada yang cukup “Taqaballahu minna waninkum ya karim !”. Ada pula yang lebih lengkap: ”Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H, minal adini wal faizin, taqabalahhi minkum ya karim, mohon maaf lahir dan batin. Moga di hari lebaran ini mendapat berkah dan maghfirah dari Allah SWT”, sambil disodok staf lainnya dari belakang dan dibentak ah kelamaan, yang antre banyak di belakang. Namun ada juga yang sedikit “kurang ajar”: “Kosong-kosong, Bos !”, atau “Ketua, sekarang dosa dan kesalahan kita lebur-leburan. Kapan waktu kita bikin dosa dan kesalahan lagi!”, itu biasanya dari staf yang sok akrab ! Di luar itu, dan ini lebih banyak, yang menyodorkan tangan tanpa kata-kata. Tapi saya tahu maksudnya. Mungkin mereka merasa telah diwakili oleh kawannya yang di depan. Saya kira maksudnya sama: lebaran maaf-maafan. Yang penting dari mereka yang menodorkan serta saya yang disodorkan sama-sama mengerti. Bukankan diam dengan lagak spontan jauh lebih dahsyat daripada basa-basi tanpa menghayati? Hari ini memang saya mendapati wajah-wajah tulus. Wajah-wajah yang sudah amat saya kenal.

? “Bahasa menunjukkan bangsa !”, demikian kata pepatah lama. Orang mengucapkan selamat lebaran bisa memperlihatkan asal usul atau latar belakangnya. Bagi saya, gaya dan solah tingkah kala orang ucapkan selamat lebaran bisa ditebak asal daerah mereka. Seperti yang ditunjukkan Kepala Sekretariat (Kasek) Bawaslu. Orangnya suka blak-blakan (bloko suto). Apalagi beliau dari “Seruan Eling Banyumas” (Serulingmas)—dari negeri Puerto Rico eh… Purwokerto dan sekitarnya. Ucapakan lebaran dapat menunjukkan kesehariannya. Seperti yang ditunjukkan Kabag Umum: Haji Jajang Abdullah. Dengan bahasa Islamnya yang kental, mengucapkan selamat lebaran kepada saya amat lengkap. Seperti yang saya singgung di atas tadi, kalimat ucapan selamatnya lebih lengkap, panjang, dan tidak setiap orang di gedung Bawaslu ini bisa mengucapkan seperti yang bisa diucapkannya. Tidak semua mengerti, betapapun saya tetap mengerti atau berusaha untuk sok mengerti saja. Demikian pula staf yang berlatar belakang aktivis. Biasanya lebih gak karu-karuan lagi. Ucapkan selamat lebaran begini: “pokoknya lebaran kali ini lebih baik daripada lebaran-lebaran yang lalu. Doa dan ikhtiar lebih bersumber dari sejauhmana Ketua Bawaslu bisa memberdayakan semua orang di gedung ini !”. Demikianlah para staf sekretariat Bawaslu dari seluruh level, lini, dan eselon, tumplek bleg di ruang Ketua Bawaslu. Saya senang menyambut dan melayani mereka !

Belit pembentukan Panwas Pilkada ? Hari ini kami menggelar pleno. Dimulai pukul dua siang hingga jelang magrib persis. Banyak yang kami angkat dalam pleno kali ini. Pelno ini adalah pleno konsolidasi. Kami mengangkat agenda persiapan dan pematangan pengawasan Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah. Juga sedikit bahas pematangan program yang minggu depan akan digelar. Kami ada rencana meneruskan pertemuan evaluasi pengawasan dan penegakan hukum Pemilu 2009 ini. Program ini difasilitasi oleh MDP-UNDP. Kegiatan putaran pertama digelar di Bogor 8-10 September 2009 yang lalu. Dihadiri oleh Panwas se-Sumatera dan Kalimantan, dan Jawa Barat. Putaran kedua digelar di Bali 8-10 Oktober 2009 yang akan datang, dihadiri Panwas Provinsi sisanya. Kedua putaran tersebut menyertakan pula aktivis LSM, pemantau pemilu, dan pengamat.

? Agenda pembahasan pembentukan Panwas Pilkada paling menyita waktu. Kami merasa persoalan ini sudah kami rencanakan sejak lama. Tapi perbenturan regulasi serta ketergantungan dengan pihak lain menjadi persoalan tersendiri. Seperti diketahui, pembentukan Panwaslu Pilkada tergantung pula pada KPU, juga Kementrian Dalam Negeri. Maunya kami Panwas Pileg dan Pilpres ini yang diberi mandat untuk Pengawas Pilkada sekaligus. Ini agar efisiensi dan efektivitas pembentukannya. Muskil bagi kami membentuk 246 Panwas Pikada di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam waktu yang sedikit ini. Tapi sikap KPU tidak sama dengan sikap kami. Mulanya kami sodorkan Surat Edaran Bersama (SEB), belakangan mereka minta draf Surat Keputusan Bersama (SKB). Namun yang terakhir ini dinilai tidak punya dasar hukum yang kuat. Jawaban mereka justru untuk sekian lama ketika berlarut-larut. Cenderung KPU tidak sensitif untuk menjawab problematika pembentukan Panwas Pilkada di daerah-daerah. Akhirnya kami ingin ambil inisiatif yang lebih signifikan. Koordinasi dengan semua pihak akan kami bangun dengan format sesuai dengan kepentingan pengawasan. Bukan semata-mata tergantung pada lembaga lain yang seusai kami nilai malah tidak jelas. Renda quick response.

? Semestinya semua pihak harus tahu bahwa Pilkada yang dimulai 2009 dan 2010 ini akan menjadi Pemilu “penebusan dosa” bagi penyelenggara Pemilu 2009 ini. Kita tahu bahwa banyak hal yang tidak managable dalam Pemilu 2009. Orang mengeluh tiada henti tentang daftar pemilih (DPT). Dengan pembentukan Panwas Pilkada lebih cepat atau sesuai waktu diharapkan agar pengawalan proses daftar pemilih ini lebih baik. Dari dulu kalau pembentukan Panwas sudah pasti terlambat. Kalau terlambat dibentuk, kelak bisa disalahkan mengapa proses pendaftaran pemilu tidak diawasi. Dengan pembentukan Panwas yang terlambat, sekali lagi akan mengulang kisah tak terawasinya secara optimal terhadap tahapan pertama setiap Pemilu, termasuk Pilkada ini. Tapi susahnya, pembentukan Panwaslu ini tergantung kecepatan dan response lembaga lain. Ini juga yang belakangan jadi buah pikiran kami, bahwa ke depan ketergantungan kepada lembaga lain ini bisa diputus. Karena toh lembaga Bawaslu sudah permanen. Apalagi !

Perpisahan dengan Komisi II DPR RI ? Seusai pleno kami langsung ke Hotel Bidakara, Gatos Subroto. Kami diundang oleh Komisi II DPR RI. Mereka menggelar Halal Bihalal dan Perpisahan dengan Mitra Kerja. Hadir selain Ketua dan seluruh anggota Bawaslu, juga Mendagri Haji Mardiyanto, Mensesneg Hatta Rajasa, perwakilan dari BPN, Seskab, selain para anggota Komisi II DPR RI. Dalam sambutannya Ketua Komsisi II DPR RI EE Mangindaan menyatakan bahwa ramadlan telah usai dengan baik serta tiba saatnya menyambut lebaran Idul Fitri 1430 H. Selamat bagi umat muslim yang merayakan, utamanya para mitra kerja. Sekaligus acara ini dimaksudkan sebagai kata pisah, mengingat anggota DPR yang baru akan dilantik pada 1 Oktober 2009 yang akan datang. Ada pesan yang disampaikan, ada pula kesan yang diungkapkan. Beliau merasa puas dengan kinerja anggota Komisi II, juga kepada para mitrakerjanya. Moga segala pengabdian dapat dinilai sebagai darma bakti bagi bangsa dan negara.

? Sementara mewakili para mitra kerja adalah Mendagri Haji Mardiyanto. Senada dengan Mangindaan, Mendagri pun merasakan denyut yang sama. Bahwa apa yang kurang dapat diperbaiki bersama, sementara yang baik kiranya dapat ditempatkan sebagai bagian dari pengabdian kepada rakyat, bangsa, dan negara. Malah Mendagri menyebut beberapa upaya perbaikan sistem pemilu ke depan. Seperti perlunya gagasan untuk membahas UU Pemilu justru di awal-awal masa jabatan DPR. Hindari untuk membahas peraturan perundang-undangan justru di akhir-akhir jabatan.

? Di akhir pertemuan foto bersama. Tukar-menukar cindera mata. Juga nyanyi bareng, yang diiringi oleh penyanyi Nourmayunita.

 

(Dio, 29/09/09)