Pelaksanaan Tes Tertulis

Kamis, 19 Januari 2012 , 17:34:12 WIB
Pelaksanaan Tes Tertulis

Saat Tes Tertulis pada Selasa 17 Januari 2012 kemarin, banyak yang terungkap sisi menarik dari para peserta. Ada yang bilang, inilah "kongres" penyelenggara Pemilu plus, karena di sana berkumpul para anggota KPU dan Bawaslu, serta mereka yang aktif sebagai penyelenggara Pemilu di banyak daerah.


Di samping itu juga, berbaur aktivis Pemilu dari NGO, sekaliber Hadar Navis Gumay, Jeirry Sumampauw, Lucky Djani, untuk sekadar menyebut tiga orang di antaranya. Maka sedikit memaksalah bila dikatakan bahwa seleksi calon anggota penyelenggara Pemilu tersebut seperti tempat berkumpulnya para pengelola Pemilu se-Tanah Air.


Hari Selasa 18 Januari 2012 agenda seleksi calon anggota KPU dan Bawaslu adalah Tes Tertulis. Dalam Ter Tertulis tersebut setiap peserta diminta menjawab setiap pertanyaan yang disediakan. Ada empat puluh soal multiplechoice yang mesti dikerjakan dalam waktu 30 menit. Sungguh tak dinyana karena soal yang diajukan bersifat sangat "mendasar" dalam urusan-urusan Pemilu.


Pertanyaan meliputi ketentuan Pemilu yang dimaktub di dalam UUD 1945. Beberapa pasal ditanyakan. Juga sistem Pemilu, yang banyak diajukan Timsel dalam Tes Tertulisnya. Sebagian peserta, yang ngobrol dengan saya saat break, tak menyangka pertanyaan-pertanyaan masih di sekitar pengetahuan dini perihal Pemilu. Padahal, kata sohib anggota KPU di salah satu provinsi di Banten ini, yang dipelajari sudah sangat jauh, tak berkutat pada urusan-urusan seperti itu, sebagaimana yang diujikan Timsel. Tak menyangka saja, katanya.


Bentuk kedua adalah esai. Ada pertanyaan umum, juga pertanyaan khusus. Yang umum berlaku baik untuk calon anggota KPU dan Bawaslu, serta soal khusus, yang dipisah khusus kepada calon anggota KPU serta calon yang khusus untuk Bawaslu.


Akan halnya bentuk soal terakhir, sebagian peserta merasa yakin bisa mengerjakannya. Toh kata mereka, menjawab pertanyaan esai sama saja dengan pelajaran mengarang, kata dia. Saya bilang sombong amat, dia bilang pelajaran mengarang. Terlalu yakin dan percaya diri. Jangan mendahului qadrat dan iradat Tuhan. Jangan "iso rumongso" tapi seharusnya "rumongso iso", kataku dalam hati. Betapapun sebaiknya memang kita rendah hati saja.


Menurut penjelasan Prof Ramlan Surbakti, hasil ujian ini akan dikoreksi oleh sebuah tim independen, termasuk Makalah Personal yang wajib dikumpulkan, beberapa menit sebelum pelaksanaan Tes Tertulis. Kata beliau, tim itu terdiri atas sepuluh orang, berasal dari sejumlah perguruan tinggi dan lembaga sejenis. Diharapkan hasil penilaian akan seobjektif mungkin.


Saya selalu berdoa, moga saya diberi kemudahan untuk menjalani prosesi yang diagendakan Timsel. Tentu saja orang yang direken Timsel hingga babak paling akhir. Amien !


Tanah Betawi, 18 Januari 2012.