Menikmati Pontianak

Rabu, 28 Maret 2012 , 15:15:14 WIB
Menikmati Pontianak

Negeri ini kaya akan kuliner. Pontianak menggenapi kekayaan itu. Semalam begitu menginjakkan kaki di Bandara Supadio, kami diajak makan malam di Peniti, 50 km ke arah Pontianak-Singkawang. Katanya di sana ada beragam kuliner, salah satunya Pengkang atau Lempar, pengenan ketan. Nah menurut rekan satu rombongan, Prayogo, kata "lempar" diduga "lemper" dalam tradisi makanan Jawa. Makan Pengkang atau lemper tersebut lebih nikmat dengan semuran kerang berlumur saus pedas.

Kali ini kami makan siang di Sari Bento, tak jauh dari penginapan kami. Sengaja kami pilih resto itu mengingat terbatasnya waktu. Hanya satu jam untuk "ishoma" (istirahat-shalat-makan), di sela-sela tugas fit and proper test kepada calon anggota Panwaslu, misi kami ke kota ini. Tiga orang sudah kami interview, sementara tiga sisanya dikerjakan usai ishoma ini.


Di resto ini saya menikmati Sabusabu,
ala Pontianak katanya. Makanan siang dibuka dengan jus lidah buaya. Dilanjutkan cemilan Tempura modifikasi, terbuat dari cincangan wortel, buncis yang digoreng ala bakwan jawa. Tempura jenis lain ada dalam bentuk udang, sama-sama nikmatnya. Masing-masing saling menyedapkan rasa. 



Makan siang kami didampingi tim seleksi calon anggota Panwaslu Kalbar. Mereka menyelesaikan tugasnya, menyerahkan enam nama calon anggota Panwaslu yang pada hari ini di-ujikepatutan dan kelayakan-nya. Kualitas calon yang telah mereka serahkan lumayan memadai. Objektivitas mereka terandalkan, terbukti dari kualitas dan integritas nama yang kami terima.


Sama-sama kita maklumi, Kota Pontianak ini bercuaca panas. Di sini letak tugu Khatulistiwa, landmark kota ini. Kata Ketua KPU Kalbar, letak khatulistiwa merupakan titik yang paling tepat garisnya khatulistiwa tersebut. Maklum saja apabila cuaca kota ini terasa panas sekali, seperti yang saya rasakan kemarin saat turun di bandara Supadio, Pontianak, ini.


Tapi kali ini di luar kebiasaan. Cuaca kota Pontianak pada siang ini hujan deras. Pertanda baik, kata Prayogo, kolega kami di Bawaslu. Kok bisa? "Ya, kita ke sini kan mengemban tugas kantor", katanya, meyakinkan. Lho apa hubungan antara tugas dengan hujan? "Setiap tugas kan ada konsekuensinya!", kilahnya.


Usai makan siang kami kembali ke lokasi. Kami hendak melanjutkan tugas kami: fit and proper test kepada sisa tiga calon anggota Panwaslu Kalbar. Saya, Bu Tio, dan Pak Prayogo hingga jelang magrib menyelesaikan fit and proper test kepada sisa tiga orang.*


Pontianak, 26 Maret 2012